Pangkalpinang 27 November 2025— Kantor Wilayah Kemenkum Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan kegiatan pembinaan rohani yang berlangsung di Masjid Al-Ikhwan, sebagai bagian dari upaya memperkuat integritas dan karakter aparatur. Kajian ini diisi oleh Ustaz H. Firdaus, Lc., M.Pd, dengan materi bertema Pemahaman Alam Jin berdasarkan rujukan ajaran Islam dan kandungan sejumlah ayat Al-Qur’an.
Kegiatan keagamaan tersebut disambut antusias oleh para pegawai yang hadir. Ustaz Firdaus membuka pemaparan dengan menjelaskan bahwa beriman kepada perkara gaib merupakan tanda utama orang bertakwa. Ia menerangkan bahwa jin merupakan makhluk ciptaan Allah dari unsur api, diciptakan lebih dahulu dibanding manusia, dan keberadaannya dijelaskan secara eksplisit dalam Surah Al-Jin.
“Jin itu benar-benar ada, memiliki akal, dan diberi taklif untuk beribadah sebagaimana manusia. Ada yang Muslim, ada yang kafir, ada yang baik, dan ada yang jahat,” ungkapnya saat menyampaikan materi di hadapan jamaah Masjid Al-Ikhwan.
Beliau menegaskan bahwa jin bukanlah makhluk yang lebih kuat dari manusia. Sebaliknya, jin justru lebih lemah dibanding manusia yang beriman. Jin juga tidak mengetahui perkara gaib, tidak mampu mencelakai manusia kecuali atas izin Allah, serta tidak memiliki kekuatan tanpa batas. Penjelasan ini menjadi dasar agar umat tidak berlebihan dalam memahami keberadaan jin.
Dalam kajian tersebut, Ustaz Firdaus turut memaparkan potensi interaksi jin dengan manusia, seperti membisikkan was-was, memengaruhi mimpi, hingga memasuki tubuh dalam situasi tertentu. Namun semua itu dapat ditangkal dengan memperkuat keimanan, memperbanyak dzikir, dan menjaga amalan-amalan yang diajarkan agama.
Materi juga membahas jenis-jenis jin, termasuk jin yang dapat menjelma menyerupai hewan, serta fakta bahwa jin juga mengalami kematian. Penjelasan mengenai makanan jin, karakteristiknya, hingga ringkasan kandungan Surah Al-Jin semakin melengkapi pemahaman peserta kegiatan.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Kepulauan Bangka Belitung, Johan Manurung menyampaikan apresiasi atas materi yang disampaikan secara lugas, sistematis, dan mudah dipahami. Menurutnya, pembinaan rohani yang rutin dilaksanakan, termasuk di Masjid Al-Ikhwan, menjadi wadah penting untuk memperkuat nilai spiritual pegawai.
“Pembinaan keagamaan seperti ini sangat penting dalam membentuk aparatur yang berintegritas, berakhlak baik, dan memiliki ketenangan batin dalam menjalankan tugas,” ujarnya.
Kemenkum Babel berkomitmen terus menghadirkan pembinaan rohani secara berkala di Masjid Al-Ikhwan sebagai bagian dari pembangunan karakter pegawai dan penguatan etika pelayanan publik.
Kanwil Kemenkum Babel
